Macan - Sungai - Kalpataru
"It seems to me that we all look at Nature too much,
and live with her too little."
- Oscar Wilde, De Profundis, 1905
---
Sandal gunung; daypack ransel; kaos OBITUARY; dan celana belel,
ditemani 7 rekans, sepakat 3 hari lalu ke Taman Safari Indonesia
di Bogor demi sebuah Safari Trek. Yeah! Lumayan juga perjalanan
kali ini untuk hanya sekedar menguras isi paru-paru dengan
oksigen bersih melintasi hutan perawan sejauh 8 km. Mas guide-nya
pun kelihatan sangat mumpuni dengan pengetahuan tentang
dunia satwa dan flora di sana, setia mendampingi kami satu putaran
penuh. Yup! Sebuah nilai plus!
Begitu sekelumit kunjungan ke negeri para binatang di Bogor.
Sesuai slogannya: "Come For Happy, Stay For Healthy",
agaknya menjadi jaminan akan ke-profesionalisme-an sebuah
pekerjaan yaitu jasa layan. Bagus da ceuk abdi mah, bagi ukuran
negara ini. Tentu saja saya akan membandingkannya dengan
keramahan dan akomodir petugas pos, petugas loket kereta,
atau bahkan teller-teller bank yang cantik mulus.
Hanya sebatas oknum sih memang, cuman dengan jumlah yang
tidak sedikit. Mungkin dengan tiket seharga 45,000 perak bukan
merupakan tolok ukur kesejahteraan para pegawai di Komplek
Taman Safari Bogor, yang notabene melakukan tugas maintenance
sekaligus feeding satwa. Bandingkan lagi dengan HTM Terusan
di Dufan, yang mungkin, hanya untuk sekedar pemeliharaan alat-
alat supaya tidak berkarat ataupun membahayakan pengunjung.
Disadari atau tidak, mental pekerja di Taman Safari (tentu tidak
semuanya, bukan?) bisa dijadikan contoh bagi jasa layanan
yang lain agar meningkatkan nilai etos kerja, sehingga tidak
ada komplain dari konsumen yang kurang puas. Dengan begitu,
hak konsumen adalah menjadi main job description mereka.
YLKI bersama pemerintah pun bisa memberikan award (plus bonus
kesejahteraan berkelanjutan) buat mereka, menyandingkannya
dengan Kalpataru yang sudah ada di sana.
Kekuatan-kekuatan semacam ini yang bisa memajukan kita.
Dan saya merindukan kondisi demikian.
(senang sekali akhirnya bisa jalan-jalan lagi masuk hutan.
Indonesia masih hijau ternyata, semoga hingga akhir waktu)
www.tamansafari.com
---
"Only when the last tree has died
and the last river been poisoned
and the last fish been caught
we will realise we cannot eat money."
- Cree Indian Proverb
and live with her too little."
- Oscar Wilde, De Profundis, 1905
---
Sandal gunung; daypack ransel; kaos OBITUARY; dan celana belel,
ditemani 7 rekans, sepakat 3 hari lalu ke Taman Safari Indonesia
di Bogor demi sebuah Safari Trek. Yeah! Lumayan juga perjalanan
kali ini untuk hanya sekedar menguras isi paru-paru dengan
oksigen bersih melintasi hutan perawan sejauh 8 km. Mas guide-nya
pun kelihatan sangat mumpuni dengan pengetahuan tentang
dunia satwa dan flora di sana, setia mendampingi kami satu putaran
penuh. Yup! Sebuah nilai plus!
Begitu sekelumit kunjungan ke negeri para binatang di Bogor.
Sesuai slogannya: "Come For Happy, Stay For Healthy",
agaknya menjadi jaminan akan ke-profesionalisme-an sebuah
pekerjaan yaitu jasa layan. Bagus da ceuk abdi mah, bagi ukuran
negara ini. Tentu saja saya akan membandingkannya dengan
keramahan dan akomodir petugas pos, petugas loket kereta,
atau bahkan teller-teller bank yang cantik mulus.
Hanya sebatas oknum sih memang, cuman dengan jumlah yang
tidak sedikit. Mungkin dengan tiket seharga 45,000 perak bukan
merupakan tolok ukur kesejahteraan para pegawai di Komplek
Taman Safari Bogor, yang notabene melakukan tugas maintenance
sekaligus feeding satwa. Bandingkan lagi dengan HTM Terusan
di Dufan, yang mungkin, hanya untuk sekedar pemeliharaan alat-
alat supaya tidak berkarat ataupun membahayakan pengunjung.
Disadari atau tidak, mental pekerja di Taman Safari (tentu tidak
semuanya, bukan?) bisa dijadikan contoh bagi jasa layanan
yang lain agar meningkatkan nilai etos kerja, sehingga tidak
ada komplain dari konsumen yang kurang puas. Dengan begitu,
hak konsumen adalah menjadi main job description mereka.
YLKI bersama pemerintah pun bisa memberikan award (plus bonus
kesejahteraan berkelanjutan) buat mereka, menyandingkannya
dengan Kalpataru yang sudah ada di sana.
Kekuatan-kekuatan semacam ini yang bisa memajukan kita.
Dan saya merindukan kondisi demikian.
(senang sekali akhirnya bisa jalan-jalan lagi masuk hutan.
Indonesia masih hijau ternyata, semoga hingga akhir waktu)
www.tamansafari.com
---
"Only when the last tree has died
and the last river been poisoned
and the last fish been caught
we will realise we cannot eat money."
- Cree Indian Proverb
1 Thoughts You Share:
hehehe... daripada kesegaran setelah keluar dari diskotik atau lantai dansa seperti yang difetishkan kawula muda zaman jahiliyah ini, ya nggak Mbah? ... dan saya pun akan berkata, "cari hiburan kok bikin mumet!" ckckckck...
Post a Comment
<< Home