No Farewells in Friendship.
Barusan saya nonton serial F.R.I.E.N.D.S (ada yang gak terima? :D)
di dvd-player, dan memastikannya sebagai salah satu tontonan
televisi favorit saya yang tengah disambit gundah gulali ini.
Dan saat melepas lelah setelah menjalani keharusan hidup sehari ini
benar-benar membuat saya enjoy. Suguhan episode FRIENDS yang
terakhir (check >>&>>) (setelah 10 tahun mengudara) sangat
menghibur saya ketika alur ceritanya menyiratkan betapa arti "teman"
yang sesungguhnya. Itu mungkin mengapa judul FRIENDS dipisah
dengan titik diantara huruf-huruf penyusunnya.
Untungnya semuanya happy ending. Dan mengharukan.
Yah, teman memang saudara kedua saya.
(ditonton oleh segenap penghuni kost beserta sebaskom pempek
Palembang dan sekawanan kucing rumahan brengsek)
di dvd-player, dan memastikannya sebagai salah satu tontonan
televisi favorit saya yang tengah disambit gundah gulali ini.
Dan saat melepas lelah setelah menjalani keharusan hidup sehari ini
benar-benar membuat saya enjoy. Suguhan episode FRIENDS yang
terakhir (check >>&>>) (setelah 10 tahun mengudara) sangat
menghibur saya ketika alur ceritanya menyiratkan betapa arti "teman"
yang sesungguhnya. Itu mungkin mengapa judul FRIENDS dipisah
dengan titik diantara huruf-huruf penyusunnya.
Untungnya semuanya happy ending. Dan mengharukan.
Yah, teman memang saudara kedua saya.
(ditonton oleh segenap penghuni kost beserta sebaskom pempek
Palembang dan sekawanan kucing rumahan brengsek)
2 Thoughts You Share:
GILE AJE! kalo gak ada temen gue gak bakalan idup sampe sekarang! HIDUP PERTEMANAN!
eitssss sejak kapan situ sukaa nonton friends ..bukannya lebih sukaa berteman dengan Cannibal Holocaust ...????
Post a Comment
<< Home