Birdwatching.
Seminggu lalu bersama 13 rekan dari milis Indonesia Geographic,
saya bertandang ke Suaka Margasatwa Pulau Rambut (SMPR)
di gugusan Kepulauan Seribu, di utara Jakarta.
Dua hari di luar teritori keruwetan ibukota rupanya cukup untuk
menetralisir kebekuan hati.
Sebelum naik perahu sewa, kita menilik dahulu Suaka Margasatwa
Muara Angke (SMMA) yang hanya seluas 8 hektar.
Inilah suaka margasatwa terkecil di dunia.
Saya jamin, pasti banyak yang tidak tahu tentang dua spot ini
walaupun sangat aksesibel dari Jakarta.
---
Sebetulnya ini kunjungan belajar. Wisata kecil tentang pengetahuan
akan burung di Pulau Rambut yang memiliki beragam jenis burung liar
yang sebagian hidup di air >>. Burung-burung itu biasanya mencari
makan di sekitar teluk Jakarta. Bahkan ada spesies yang berasal
dari Australia, bergabung dengan spesies asli Pulau Rambut.
Anda tak akan menyesal jika melihatnya sendiri. Terutama hewan lain
seperti ular piton yang lucu atau kepiting berwarna biru yang suka
ngumpet atau kelelawar besar tak berkutang. Walau berada tepat
di sebelah pulau transit Untung Jawa, kawasan ini kebetulan
90% masih perawan.
Tapi lain halnya di starting point, di pelabuhan Muara Angke.
Bau busuk di mana-mana, sebab inilah peristirahatan terakhir semua
sampah dari Jakarta nan keparat. Mulai akumulasi limbah deterjen
sampai bangkai anjing. Bisa jadi mayatpun bertebaran tak terlihat,
tertutup kotoran dan dosa penghuni Jakarta. Dari data riset Fauna
Flora Internasional (lagi-lagi NGO seberang) >>,
sekitar 1400 m3/hari sampah numpuk di sana. Itu musim kemarau.
Jika hujan datang berlipat bisa empat kali. Tapi yang lucu,
Pemda DKI hanya mengeruk 30 m3/hari. Dan itu di buang lagi di hulu.
Sebuah ironi di awal piknik yang seharusnya nyaman.
---
Berhubung masih dekat dengan garis pantai Jawa, kondisi ekosistem
di sekitar pulau Rambut (p. Onrust, Kelor, Bidadari) sudah termasuk
rusak. Deforestasi hutan bakau telah membiarkan abrasi
menenggelamkan beberapa pulau. Jadi bukan surga bagi para divers.
Masih lebih bagus perairan Pulau Pramuka yang masuk zona inti,
3 jam berlabuh dari Jakarta. Kendati demikian, cukup untuk sekedar
kecipak-kecipik ataupun berenang.
Lagi pula, serasa nonton Animal Planet langsung.
Saya tak mau menyinggung soal enak tidaknya piknik ke sana.
Murah soalnya. Tapi sangat menyenangkan bagi jiwa dan raga.
Toh tidak harus mahal, kan?
Ho ho ho,
siapa yang tak suka jadi anak pantai...
(thanks to Wandi, Iman, Indra, Eddy)
Coba arahkan binokuler Anda ke:
Jakarta Green Monster
Indonesia-Geographic
Pemerhati Kepulauan Seribu
saya bertandang ke Suaka Margasatwa Pulau Rambut (SMPR)
di gugusan Kepulauan Seribu, di utara Jakarta.
Dua hari di luar teritori keruwetan ibukota rupanya cukup untuk
menetralisir kebekuan hati.
Sebelum naik perahu sewa, kita menilik dahulu Suaka Margasatwa
Muara Angke (SMMA) yang hanya seluas 8 hektar.
Inilah suaka margasatwa terkecil di dunia.
Saya jamin, pasti banyak yang tidak tahu tentang dua spot ini
walaupun sangat aksesibel dari Jakarta.
---
Sebetulnya ini kunjungan belajar. Wisata kecil tentang pengetahuan
akan burung di Pulau Rambut yang memiliki beragam jenis burung liar
yang sebagian hidup di air >>. Burung-burung itu biasanya mencari
makan di sekitar teluk Jakarta. Bahkan ada spesies yang berasal
dari Australia, bergabung dengan spesies asli Pulau Rambut.
Anda tak akan menyesal jika melihatnya sendiri. Terutama hewan lain
seperti ular piton yang lucu atau kepiting berwarna biru yang suka
ngumpet atau kelelawar besar tak berkutang. Walau berada tepat
di sebelah pulau transit Untung Jawa, kawasan ini kebetulan
90% masih perawan.
Tapi lain halnya di starting point, di pelabuhan Muara Angke.
Bau busuk di mana-mana, sebab inilah peristirahatan terakhir semua
sampah dari Jakarta nan keparat. Mulai akumulasi limbah deterjen
sampai bangkai anjing. Bisa jadi mayatpun bertebaran tak terlihat,
tertutup kotoran dan dosa penghuni Jakarta. Dari data riset Fauna
Flora Internasional (lagi-lagi NGO seberang) >>,
sekitar 1400 m3/hari sampah numpuk di sana. Itu musim kemarau.
Jika hujan datang berlipat bisa empat kali. Tapi yang lucu,
Pemda DKI hanya mengeruk 30 m3/hari. Dan itu di buang lagi di hulu.
Sebuah ironi di awal piknik yang seharusnya nyaman.
---
Berhubung masih dekat dengan garis pantai Jawa, kondisi ekosistem
di sekitar pulau Rambut (p. Onrust, Kelor, Bidadari) sudah termasuk
rusak. Deforestasi hutan bakau telah membiarkan abrasi
menenggelamkan beberapa pulau. Jadi bukan surga bagi para divers.
Masih lebih bagus perairan Pulau Pramuka yang masuk zona inti,
3 jam berlabuh dari Jakarta. Kendati demikian, cukup untuk sekedar
kecipak-kecipik ataupun berenang.
Lagi pula, serasa nonton Animal Planet langsung.
Saya tak mau menyinggung soal enak tidaknya piknik ke sana.
Murah soalnya. Tapi sangat menyenangkan bagi jiwa dan raga.
Toh tidak harus mahal, kan?
Ho ho ho,
siapa yang tak suka jadi anak pantai...
(thanks to Wandi, Iman, Indra, Eddy)
Coba arahkan binokuler Anda ke:
Jakarta Green Monster
Indonesia-Geographic
Pemerhati Kepulauan Seribu
10 Thoughts You Share:
.. ular piton yang lucu? *pingsan akyuuu*
hmmm kata lagi lagi lsm seberang menggelitik sekali sama kayak diketemukannya flora fauna di papua hingga papua berjuluk last eden juga lebih banyak diberitakan di koran-koran international. tanya kenapa?
masih ada monyet di sana? bagaimana dengan pohon pidada?
sampah? ohhh! pemprov dki!
Eh, itu Suaka Margasatwa muara angke di sebelah mana yah?
masih bagus gak? bosan nih muter2 di jakarta
Nana:
Tuan rumah yang gak apal rumah sendiri.
Kenapa coba?
Pakde:
Monyet di Muara Angke dan Pulau Rambut kemarin tampak celingukan melihat kita datang. Merasa kenal kali ya? :)
Kalo mangrove jenis pidada (Sonneratia caseolaris) ternyata dibudidayakan. Bahkan para slankers juga turut menunjukkan awareness pada lingkungan. Selain WALHI tentunya.
Hericz:
Itu di depan perumahan Taman Indah Kapuk. Saya juga tak begitu mengenalinya kalau hanya sepintas, lebih mirip cemetery gate.
Sejujurnya kurang menarik. Tapi gak ada salahnya tahu lokasi dan melihat kondisinya. Siapa tahu Anda akan tekesiap ketimbang terkesima. :)
hihiihihihii melototi manukkkkkk
wah, saya juga baru tahu dari sini kalau ada suaka margasatwa di pulau rambut.
kalau kesana, tidak ada alternatif lain yah, selain menyewa perahu? (mungkin ada angkutan air lain yang lebih murah?)
Foto burungnya Kuntul dan Cikalang. Birdwatchingnya terus ya, sapa tau kita bisa ketemuan :D
OOT: gilee.. backgron blognya dasyaaaat.. kereeenn... :D
mbilung kok belon pernah komen di sini yak?
usss...semua dibikin pake ampelassss dasar lu kipliii,...
minal aidin dr gw sama zaki...hehehe
Post a Comment
<< Home