&t /// JELAJAH BELANTARA ///: KREATOR Thrashing Indonesia 2005.

Wednesday, September 28, 2005

KREATOR Thrashing Indonesia 2005.

Unleashed Aggression!

Begitulah apa yang terjadi kemaren ketika dedengkot thrash metal
dari Jerman, KREATOR, bertandang dan menggedor Ancol dan
Surabaya.
You may check the full report here >> >>

KREATOR (pake K), adalah salah satu originator sub genre ini,
di samping nama-nama besar lain semacam OVERKILL, ANTHRAX,
bahkan METALLICA pada kurun awal digelarkan sekitar 1981,
sebuah masa kritis yang menjadi periode kelahiran musik keras pasca
QUEEN
dan BLACK SABBATH.

Kemunculan awalnya bersamaan dengan varian lain semisal speed
metal
(NUCLEAR ASSAULT dkk) atau heavy metal (CATHEDRAL dkk).
Sebelum mencapai puncaknya, speed metal mendapat saingan baru
dari gerakan punk dan hardcore crossover dengan format barunya
yang lebih kencang, band tersebut adalah ALIEF, TX, DIRTY ROTTEN
IMBECILES (DRI)
, CRYPTIC SLAUGHTER yang mengekspresikan emosi
terhadap zamannya. Musik DRI yang memiliki fideliti rendah dan
abrasif membuat mereka diterima dalam genre metal dan hardcore.
Ada juga COROSSION OF CONFORMITY dengan warna thrash serta
muatan anti-sosial dan dekonstruksi struktur metafora dari genre
hardcore dan awal death metal.

Pada umumnya sub genre thrash metal mengusung pesan dengan nilai
nihilisme yang sangat tinggi, lebih mendorong amarah, lebih anarkis
dan ketidakpercayaan akan kehidupan. Dari unsur teknis, permainan
thrash metal terdengar lebih kasar dan sangat berisik. Thrash metal
merupakan bentuk brutal dari heavy metal dan terjadi saat album
METALLICA
"Master of Puppets" mencapai angka penjualan tertinggi
yaitu 500.000 kopi tahun 1986.

This madness of music sepertinya berusaha melawan dirinya sendiri,
thrash metal mengaduk kegelisahan with their short simple blasting
songs
dan emosi yang mendidih dari hardcore. Karena bentukannya
demikian, sub genre ini mencoba melawan dengan logika frontal.
Namun demikian, thrash metal dan generasi berikutnya yaitu
grindcore
, cenderung lebih humanitarian ketimbang death metal
ataupun black metal.

Walaupun terjadi inovasi dalam hardcore maupun thrash metal,
nampaknya genre thrash metal sendiri semakin memperkuat
intensitasnya dan meraih massanya sendiri di saat pengikut metal
dunia mulai berpaling ke aliran yang lebih komersil seperti
glam/pop metal atau hip metal.

(hahaha... sepertinya saya terlalu banyak memakai istilah aneh
dan kategorisasi yang ada saya rasa itu perlu buat pemahaman
literatur lebih lanjut, walau banyak yang tidak setuju dengan
pembatasan seperti ini.)

PRIMAL ANGST OF DECADENCE

Kultur metal adalah anak dari modernisme yang menghirup udara
posmodernisme sampai sekarang. Namun layaknya anak yang
memberontak, kondisi posmodernisme yang begitu rentan
menyebabkan kultur metal mencari jalannya sendiri diantara
kebusukan zaman dan menemukan eksistensinya sebagai suatu
kekuatan zaman dengan muatan ideologis ekstrimnya. Kebalikan dari
sesuatu dimana bagian dalam menjadi kelihatan, posmodernisme
merupakan sebuah cermin diri, sehingga dapat terlihat secara
subjektif dari sebuah sebjektif itu sendiri, untuk mempertahankan
konsistensi proyeksi. Seperti yang ditemukannya pertama kali oleh
James Joyce
, atau William S. Burroughs, menjadikan paham ini
lebih berarti dari kelihatannya:
pemberontakan melawan rasionalitas estetis
.

This is the real metaphor, that only exists in metal scene!

Sepanjang 80-an, budaya konsumerisme telah mewabah sedemikian
cepat, dalam bentuk seperti pusat perbelanjaan, pekerjaan yang
menekan, rencana pensiun, ataupun perang. Teknologi semakin
menjadi paradoksal, mempermudah sekaligus memperburuk
kehidupan. Konsekuensinya, beberapa doktrin yang bertolakbelakang
menjadi semakin rasional, seperti memprogram ulang sebuah
mesin raksasa. Kekerasan dan agresi berlaku di setiap ideologi,
baik ideologi barat maupun timur, seakan tinggal menunggu kematian
dari struktur yang telah berusaha diperbaiki. Berbagai ideologi sosial
yang selama ini mendasari kehidupan masyarakat dunia
berubah menjadi ideologi hampa, dan gerakan oposisi juga telah
muncul untuk mengimbangi kehampaan nilai ini. Dan politik menjadi
topik dalam genre metal lewat jalur thrash.

Sepertinya jauh lebih pantas disebut reaksioner ketimbang
pseudo-rebelis, seperti dalam perkembangan musik metal akhir-akhir
ini di era 2000 ke atas, walaupun semangatnya sama namun
koridornya sudah berbeda. Dulu sekali, saya tidak setuju dengan
budaya populer. Namun ketika melirik ke dalam tubuh thrash metal
dan cabang-cabang metal lainnya, terpaksa saya menyerah, bahwa
mereka adalah juga bagian dari populisme, namun melawan semua
trendy motherfuckers!

Romantisme? tidak juga. Selama itu masih layak dipertahankan,
kenapa tidak?



Dan konser KREATOR sangatlah meriah, tersirat bahwa kondisi metal
scene
tidak berubah dan masih konsisten. Masih saja memeriahkan
blantika musik cadas di usia yang tak lagi muda. (ah, kata 'blantika'
mengingatkan saya pada zaman acara
Aneka Ria Safari di TVRI dulu,
but i am not here for pop craps!)


Baiklah, saya tetap akan menunggu kehadiran 'sang raja thrash'
SLAYER
ke Indonesia. Tom Araya dkk. musti membuktikan semua
itu di hadapan saya... hahahahahaahahaaa.....!

Tabik!

---

Flying through the blackhole
Things look strange in this new dimension
You expected a brave new world
But what is this - only hate and destruction
No love. No hope only weakness and violence
When you return reality carries on for you
Nothing can help you escape from this world
A place of hate and terror.

(KREATOR, "Behind The Mirror")

4 Thoughts You Share:

Blogger / n i k k / said...

yoi, SLAYER adalah orang tua Anda kedua
jika mengaku seorang metalhead sejati...

diabolus in musica,
diabolic stain of mind!

heheheheheheheheee.....

Thu Sep 29, 01:27:00 PM  
Blogger wahyudi pratama said...

SLAYER oke OBITUARY oke ..SUFFOCATION lebih oke apalagi kalo promo SOULS TO DENY ...

asal panitianya gak kayak kemaren aja tuh ..belagu pisan ngehe dasar

cih cuh cih coh

Thu Sep 29, 01:31:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

okelah okeeeeeeee

Thu Sep 29, 03:12:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

sayang konsernya jauh dari tempat tinggal saya.
saya masih menunggu dewa saya, Marilyn Manson bertandang ke Indonesia membakar bendera religi.. hehehehe...

Thu Sep 29, 10:44:00 PM  

Post a Comment

<< Home