&t /// JELAJAH BELANTARA ///: Harmony in Corruption. Pathetic Condition!

Thursday, June 30, 2005

Harmony in Corruption. Pathetic Condition!

Ngeri jika melihat yang kebablasan.
Pembalap bukan, tapi naek mobil tanpa ngerem.
Gak dikasih 'jatah'
sama istri, lho kok tetap merangsek.
Sok mikir dalem (kayak saya),
tapi gak mau tanggung jawab.
Termasuk juga ironi
nyolong duit rakyat, yang lagi marak lagi
nih critanye. Ngambil trotoar buat dipake naek motor
juga kebablasan, apalagi sambil ngeboncengin anak sendiri
yang masih SD.
(Saya malas sekali memakai kata "korupsi"
yang sudah tidak
ada maknanya lagi saat ini).

Tuding sana tohok sini. Bisanya komplen. Giliran menghukum,
kok terlalu 'kasian' katanya. Itu dari pihak demonstran. Atau bisa
juga dari yang tidak kebagian 'jatah preman'. Pengadilan telah
menjelma menjadi sarang paling aman di muka Bumi,
daripada diamuk massa. Setelah Arkham Asylum tentunya. Ha!

Duit pada kemana? Pungli di Bea Cukai saja bisa mencapai 7 triliun!
Pungli apa rampok? Kemaruk. Tidak jelas rupanya. Mau komplen?
Ini kejahatan luar biasa. Hukumannya juga HARUS luar biasa.



Intinya maksa. Bisa jadi dia udah tengok kanan intip kiri.
Merasa aman karena gak ada yang peduli. Ada cacian?
Sumbat saja dengan segepok lembaran kertas bermakna Tuhan.

Semacam haus yang tak pernah terpuaskan.
Rasa penasaran manusia memang tetap harus dibayar mahal,

termasuk potong tangan dan hukuman mati.

Atau kita perlu sosok hero sepeti BATMAN buat menyeimbangkan?

1 Thoughts You Share:

Anonymous Anonymous said...

kata darwin 'kan survival of the fittest, siapa paling bisa menyesuaikan diri, dia yang selamat. makanya kalo korupsi bareng2, biar bisa saling nutupin. yg gak ikutan ya silakan nonton. gitu looh.. :P hiperpragmatisme? :)

Fri Jul 15, 01:42:00 PM  

Post a Comment

<< Home