Birdwatching.
saya bertandang ke Suaka Margasatwa Pulau Rambut (SMPR)
di gugusan Kepulauan Seribu, di utara Jakarta.
Dua hari di luar teritori keruwetan ibukota rupanya cukup untuk
menetralisir kebekuan hati.
Sebelum naik perahu sewa, kita menilik dahulu Suaka Margasatwa
Muara Angke (SMMA) yang hanya seluas 8 hektar.
Inilah suaka margasatwa terkecil di dunia.
Saya jamin, pasti banyak yang tidak tahu tentang dua spot ini
walaupun sangat aksesibel dari Jakarta.
---
Sebetulnya ini kunjungan belajar. Wisata kecil tentang pengetahuan
akan burung di Pulau Rambut yang memiliki beragam jenis burung liar
yang sebagian hidup di air >>. Burung-burung itu biasanya mencari
makan di sekitar teluk Jakarta. Bahkan ada spesies yang berasal
dari Australia, bergabung dengan spesies asli Pulau Rambut.
Anda tak akan menyesal jika melihatnya sendiri. Terutama hewan lain
seperti ular piton yang lucu atau kepiting berwarna biru yang suka
ngumpet atau kelelawar besar tak berkutang. Walau berada tepat
di sebelah pulau transit Untung Jawa, kawasan ini kebetulan
90% masih perawan.
Tapi lain halnya di starting point, di pelabuhan Muara Angke.
Bau busuk di mana-mana, sebab inilah peristirahatan terakhir semua
sampah dari Jakarta nan keparat. Mulai akumulasi limbah deterjen
sampai bangkai anjing. Bisa jadi mayatpun bertebaran tak terlihat,
tertutup kotoran dan dosa penghuni Jakarta. Dari data riset Fauna
Flora Internasional (lagi-lagi NGO seberang) >>,
sekitar 1400 m3/hari sampah numpuk di sana. Itu musim kemarau.
Jika hujan datang berlipat bisa empat kali. Tapi yang lucu,
Pemda DKI hanya mengeruk 30 m3/hari. Dan itu di buang lagi di hulu.
Sebuah ironi di awal piknik yang seharusnya nyaman.
---
Berhubung masih dekat dengan garis pantai Jawa, kondisi ekosistem
di sekitar pulau Rambut (p. Onrust, Kelor, Bidadari) sudah termasuk
rusak. Deforestasi hutan bakau telah membiarkan abrasi
menenggelamkan beberapa pulau. Jadi bukan surga bagi para divers.
Masih lebih bagus perairan Pulau Pramuka yang masuk zona inti,
3 jam berlabuh dari Jakarta. Kendati demikian, cukup untuk sekedar
kecipak-kecipik ataupun berenang.
Lagi pula, serasa nonton Animal Planet langsung.
Saya tak mau menyinggung soal enak tidaknya piknik ke sana.
Murah soalnya. Tapi sangat menyenangkan bagi jiwa dan raga.
Toh tidak harus mahal, kan?
Ho ho ho,
siapa yang tak suka jadi anak pantai...
(thanks to Wandi, Iman, Indra, Eddy)
Coba arahkan binokuler Anda ke:
Jakarta Green Monster
Indonesia-Geographic
Pemerhati Kepulauan Seribu